Salah satu kekayaan warisan Nusantara adalah hadirnya batik banyumasan dari Banyumas. Kain corak khas Nusantara sudah tersebar di seluruh penjuru dengan keunikan dan motifnya tersendiri. Biasanya kita mengenal dari daerah Pekalongan, Namun ternyata juga Banyumas tidak kalah.
Jika tidak familiar dengan daerah Banyumas, maka Anda dapat membayangkan daerah Purwokerto di mana wilayah tersebut merupakan ibukota dari Banyumas. Pusat pemerintahan berdiri di sana.
Beribukotakan Purwokerto, Banyumas memiliki kekayaan budaya berupa batik. Jenis kain coraknya termasuk bergaya pedalaman, namun lebih lengkapnya kita ulas lebih jauh di sini.
Mengenal Batik Banyumasan atau Batik Pedalaman
Seperti yang telah disinggung di awal bahwa kain corak khas Banyumas ini termasuk sebagai batik pedalaman. Untuk membeli kain khas Banyumas ini dapat mengunjungi Banyumas, Purwokerto, Kranji, tepatnya di Jln Kranji No 53, Brubahan. Toko buka mulai pukul 08.00-17.00 sore.
Pada awalnya kain khas Banyumas ini berkembang di daerah Sukaraja dengan sejarah panjang melibatkan Pangeran Diponegoro. Sekarang Anda bisa mendapatkan pada wilayah lain, bahkan ada beberapa tempat yang menjualnya secara dari di marketplace.
Ciri khas kain ini berwarna emas semua kemerahan dengan pewarna alami dari pohon tom dan pohon mengkudu. Sayangnya konon tidak begitu berkembang karena keterbatasan penerus, seperti generasi muda yang memilih bekerja diluar kerajinan membatik.
3 Fakta Menarik Batik Banyumasan
Lebih lanjut kain khas dari daerah Purwokerto ini memiliki beberapa fakta unik serta menarik. Apa saja fakta-fakta menarik tersebut? Kita ulas satu persatu di bawah ini:
- Inspirasi Motif dari Tumbuhan dan Hewan
Kebanyakan motif kain khas dari Purwokerto ini banyak terinspirasi dari hewan maupun tumbuhan. Sebut saja ada motif motif ayam puger, jahe puger, madu bronto, cempaka mulya, dan banyak lagi lainnya.
- Dibawa oleh Pengikut Pangeran Diponegoro
Usai peperangan yang terjadi pada tahun 1830, para pengikut Pangeran Diponegoro membawa kain corak khas Nusantara tersebut ke daerah Sokaraja. Itu sebabnya pada tahun tersebut untuk pertama kali perkembangan kain-kain ini berawal dari wilayah Sokaraja.
- Mirip Motif Jonasan
Warna hitam dan coklat yang mendominasi menjadi salah satu penyebab motif jonasan dengan banyumasan memiliki kesamaan. Atas dasar ini tidak sedikit orang yang kerap kesulitan untuk membedakan keduanya. Jonasan memiliki sifat non geometrik dari segi motif.
Motif Batik Banyumasan yang Perlu Diketahui
Seperti yang telah diungkap, bahwa motif banyumasan cenderung terinspirasi dari hewan maupun tumbuhan. Adapun beberapa jenis motif yang dimaksud adalah:
- Ayam Puger
Sesuai dengan nama motifnya bahwa kain corak khas Nusantara ini menggambarkan suasana Banyumas yang kebanyakan memelihara ayam serta domba. Warga setempat biasanya kebanyakan memelihara jenis ayam jago sebagai peliharaan mereka.
- Babon Angrem
Babon Angrem menggambarkan seorang ibu dengan kasih sayang tidak terhingga pada saat syukuran kandungan ke-7 bulan. Diharapkan para keturunannya hadir dengan sifat terpuji, terutama memiliki kasih sayang tidak terbatas dan menjadi ibu yang luar biasa.
- Serayuan
Di wilayah Purwokerto tersebut berdiri sebuah sungai bernama Sungai Serayu, dimana di sekitarnya hidup flora dan fauna amat kaya. Serayuan ini memberi definisi betapa kayanya kondisi alam Banyumas yang mensejahterakan penduduk sekitar.
- Kawung
Pada dasarnya memiliki inspirasi dari buah kawung, namun tidak sedikit yang mendefinisikannya seperti lotus. Lotus sendiri bermakna pengharapan terhadap kesucian serta umur panjang bagi semua orang tanpa terkecuali.
Berbagai inspirasi corak kebanyakan bernuansa alam dengan makna atau filosofi tertentu. Nuansa tradisional justru semakin mengentalkan kesan kebudayaan dari Nusantara. Untuk detail motif dapat dilihat banyak di internet, nanti akan keluar hasil pencarian berupa macam-macam corak.
Batik Pedalaman yang Memiliki Nuansa Klasik
Batik pedalaman biasanya disebut begitu karena memiliki nuansa klasik yang membawa budaya jawa serta Hindu sebagai motifnya. Biasanya berupa corak yang banyak memasukkan nuansa candi atau keraton sehingga lebih menimbulkan kesan sakral setelah dilihat.
Selain pedalaman ada juga istilah pesisiran yang memberikan makna jauh berbeda bagi kedua kain. Pertama untuk pedalaman ini lebih menekankan unsur tradisional atau kebudayaan lokal Indonesia. Coraknya lekat dengan nilai spiritual dalam segala segi.
Sementara yang kedua adalah motif pesisiran dimana motif tersebut terinspirasi dari China dan India. Pesisiran memiliki sifat yang jauh dari kebudayaan Jawa sehingga ketika diaplikasikan pada kain akan menghasilkan corak sangat berbeda dengan pedalaman.
Mengenal Kabupaten Banyumas
Banyumas sebelumnya merupakan dua wilayah dari Kadipaten Pasir Luhur dan Kadipaten Wirasaba. Wilayah yang kini menjadi kabupaten tersebut di dalamnya memuat beberapa kecamatan, seperti Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Sumpiuh, dan terakhir Buntu.
Orang-orang Banyumas biasanya dikenal dengan ciri khas bicaranya yang ngapak atau lekat dengan ciri khas akhiran huruf k pada akhir ucapan. Keunikan basa ngapak ini bahkan kerap menjadi hiburan, tentu saja tanpa merendahkan kekayaan kebudayaan di Indonesia.
Salah satu contoh keunikan bahasa adalah dalam bahasa Jawa umumnya menyebut aku lapar adalah aku ngelih. Sementara uniknya ngapak Banyumasan justru menggunakan padanan kata nyonge kencot lengkap dengan intonasi atau nada bicara cukup unik.
Mengenal Semarang Selatan yang Memiliki Tempat Terkenal
Wilayah Semarang, notabene ibu kota Jawa Tengah terbagi menjadi beberapa wilayah, salah satunya Semarang Selatan. Wilayah tersebut memuat beberapa kelurahan, seperti Bergota, Tlogobayem, Randusari, dan juga Mugassari.
Ada satu tempat terkenal di Semarang Selatan, yakni Lawang Sewu yang kerap menjadi uji nyali mistis beberapa orang. Sementara itu wilayah Tugu Muda dulunya merupakan pusat pemerintahan tatkala Indonesia masih dikuasai oleh Belanda.
Ada satu wilayah bernama Bergota, di dalamnya memuat komplek kuburan terbesar se-kota Semarang. Pada umumnya wilayah Semarang didominasi oleh perairan dan pemerintah sekitar membaginya menjadi dua wilayah, yakni bagian Semarang atas serta Semarang bawah.
Daerah Semarang bawah lebih dekat dengan pantai sehingga suhu udara atau cuacanya cenderung lebih panas. Terkadang ketika hujan harus berhati-hati karena ancaman banjir bisa melanda kapan saja. Makanan paling khas dari Semarang adalah jajanan berupa lumpia.
Hadi Priyanto, Produsen Batik Banyumasan
Mencari batik banyumasan tidak perlu pergi jauh-jauh ke Banyumas langsung sebab karya Hadi Priyanto sudah marak dapat ditemukan pada berbagai marketplace. Bahkan ada situsnya tersendiri yang membuat Anda lebih mudah memilih produk, dari kain hingga pakaian jadi.
Mendapatkan Koleksinya
Dari berbagai sumber di marketplace, kisaran harga batik ditawarkan dengan angka murah meriah. Dengan puluhan ribu saja sudah bisa mendapatkan corak khas Banyumas tanpa harus pergi ke lokasi langsung. Bukan hanya pakaian, ada juga berbagai aksesoris cantik turut dijual.
Ada diantaranya masker dan sarung hand sanitizer sebagai penanda atau pembeda antara satu barang dengan barang milik orang lain. Jika ingin praktis bisa membeli pakaian langsung, jika ingin berbeda maka dapat membeli kainnya untuk penyesuaian antara model dan ukuran.
Batik ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dimana membutuhkan peranan kita selaku bangsa Indonesia untuk melestarikannya. Salah satu upaya dapat dilakukan adalah dengan menggunakannya dalam berbagai kesempatan, seperti berbagai acara formal maupun kasual.