Asal Batik Kawung dengan Berbagai Filosofi Adat Jawa

Batik adalah salah satu Identitas Indonesia yang tidak mungkin dipisahkan. Walau terkesan kuno, penggunaan motif batik kawung tetap dilestarikan hampir semua orang untuk berbagai acara resmi.

Fakta Menarik Tentang Batik Kawung

Zaman dulu bukan sembarang orang dapat mengenakannya, hanya lingkungan serta petinggi Keraton saja. Tidak heran, pemilik motif ini begitu dihormati serta dijunjung tinggi harkat serta martabatnya oleh masyarakat sekitar.

Menurut sejarahnya, motif ini paling tua di Tanah Jawa, bentuknya bulat tetapi tidak sempurna. Hampir ke lonjong, inspirasi ini diambil dari buah kawung atau bisa juga disebut dengan kolang-kaling.

Beberapa orang juga menyebutnya sebagai kelapa hingga Aren. Tidak sedikit juga yang mengira sebagai bunga teratai atau lotus. Coba saja perhatikan secara mendalam wujudnya, seperti sebuah mahkota merekah.

Mengenal Lebih Dekat Batik Kawung

Menurut pengertiannya makna motif batik kawung merupakan sebuah harapan agar seluruh manusia selalu ingat dan memahami dari mana mereka berasal. Dengan begini, mereka mampu menekan kesombongan karena lupa diri atas jabatan atau harta.

Tidak heran bila, sejak dulu orang yang mengenakannya akan tampak berwibawa, mampu menahan serta memberikan benteng terhadap dirinya sendiri. Sehingga, menciptakan keharmonisan dalam norma, sikap, serta hubungan antar manusia.

Memang, hawa nafsu adalah musuh terbesar manusia. Dapat menghancurkannya dalam sekejap, menimbulkan pertumpahan darah. Bahkan, merusak tatanan persaudaraan kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai pengingat Motif Batik tersebut dibuat.

Sejarah Batik Kawung

Muncul, berbagai macam pertanyaan darimana sebenarnya asal dari Batik Kawung ini? Memang masih simpang siur soal penjelasan penemu. Satu sisi ada yang mengatakan diciptakan oleh Sultan Mataram pada abad 13.

Sisi lain dibuat oleh seorang ibu dari pemuda desa terkenal sangat bijak, santun, dan menjunjung tinggi keharmonisan antar tetangga. Akhirnya, Raja Mataram memanggilnya, saat itu ibunya membuat motif Batik ini.

Dengan rasa bangga dan bahagia, Ibu tersebut membuatnya dengan harapan agar anaknya tetap bersahaja, tidak pernah berubah atau jadi sombong. Pihak kerajaan memberikannya sejumlah tanggung jawab, dan semuanya selesai.

Raja sangat takjub hingga memberikannya gelar Adipati Wonobodro, pada saat pelantikan pemuda itu masih mengenakan Batik buatan dari ibunya. Sejak saat itu, hanya lingkungan keraton Mataram saja yang berani mengenakannya.

Filosofi Batik Kawung

Perkembangan dari Batik Kawung sangat pesat, banyak pengrajin batik mulai mengkombinasikan warna dengan pola baru. Tetapi, tidak menghilangkan unsur utamanya. Untuk pola warna tidak jauh berbeda.

Satu corak dengan lainnya ada putih, merah soga, hitam hingga putih sedikit kuning. Perbedaannya terlihat pada pola yang dibuat seperti, Kawung Sari bentuknya bulatan tampak lonjong disebut juga kawung Kopi.

Ada di setiap sudut pola batik bentuknya mirip dua garis terbelah, mirip seperti biji kopi kemudian, Kawung Kembang. Seperti namanya, mempunyai ciri utama yaitu ada lonjong sedikit bulat.

bila dilihat lagi hampir mirip seperti gambar sebuah bunga, Memiliki banyak ornamen utama disebut sebagai isen motif, bentuknya hampir seperti garis terdapat di setiap bulatan kawung.

Diletakkan pada ujungnya sementara, untuk Isen motifnya sendiri dibentuk deretan titik melingkar bentuknya lingkaran kecil kemudian, diluar juga terdapat pola sama.

Melihat Corak Batik Kawung Buntal

Bila dilihat bentuknya, jenis ini merupakan perpaduan dari kawung jenis pecis selanjutnya, dipadu padankan dengan bunga kenikir. Nama Buntal sediri memang erat dengan filosofi Jawa. Di mana bunganya selalu digunakan.

Berbagai macam upacara adat terutama soal Tolak Bala atau menurut pengertiannya adalah menghindarikan diri dari semua yang sifatnya buruk atau menimbulkan malapetaka. Seperti, bencana, kasus pencurian serta masih banyak lagi.

Mempunyai isen corak bentuknya bulat sedikit lonjong. Pada ornamen utamanya tampak pembagian menjadi dua. Mempunyai warna putih serta putih kekuningan. Terlihat juga corak merah soga sebagai latarnya.

Kemudian, tampak juga hitam biasanya untuk pola kontur atau sebagai latar. Bagi Anda yang ingin membelinya, cobalah berkunjung ke Keraton Surakarta. Di mana, mereka masih menjual serta mengenakannya, sebagai identitas.

Mengenal Motif Kawung Keraton Surakarta

Runtuhnya Mataram dengan dibagi menjadi dua membuat Keraton Surakarta terus melestarikan budayanya. Bahkan, sampai sekarang dapat terlihat di salah satu sudut Stadion Manahan Solo, tampak motif Kawung untuk bangku penonton.

Pelestarian ini terus melekat karena, pihak keraton sendiri masih menggunakannya sampai sekarang. Setelah terpecah menjadi tiga bagian, Di mana Karaton Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono, pelestarian dari penggunaan Batik tetap dilanjutkan.

Hanya saja khusus untuk punakawan saja. Dalam tatanan keraton tersebut, Punakawan ini diibaratkan sebagai penasehat Raja. Mereka bertugas untuk memberikan arahan serta pendapat bila terjadi sebuah masalah.

Dalam perkembangannya Karaton ini mempunyai bangunan bersejarah serta berbagai benda lama yang masih bisa Anda lihat bila berkunjung kesana. Salah satu ikon yang tidak akan terlupakan adalah hadirnya Kebo Bule.

Namanya adalah Kyai Slamet berwarna putih, setiap malam satu suro akan diarak sekaligus, menyucikan berbagai benda pusaka. Menurut sejarahnya, kebo ini merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo.

Saat Anda datang mengunjungi museumnya, ada sebuah sumur peninggalan dari Pakubuwono IX. Konon, banyak orang percaya mampu mendatangkan keberkahan bagi, siapa saja yang meminumnya, sampai sekarang masih terus mengalir.

Biasanya disekitar sumur digunakan sebagai tempat untuk bersemedi. Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Sebagai upaya mendapatkan petunjuk atas segala permasalahan. Baik dalam atau luar keraton pada waktu itu.

Koleksi lain yang dimiliki oleh Karaton adalah Batik. Saat ini jenis motif batik kawung yang bisa Anda lihat pada blangkon, dikenakan oleh beberapa abdi dalem. Serta, dikenakan sebagai baju resmi kunjungan anak keturunan Raja.

3 Motif Kawung di tokopedia.com

Seiring perkembangan zaman, motif Batik Kawung begitu diminati oleh banyak orang. Tidak heran bila sentra industri ini berkembang sangat pesat. Ada di berbagai toko baik online atau offline.

Termasuk di Tokopedia di mana, ada banyak motif dapat dipilih seperti, Motif Kawung Kontemporer Motif ini berwarna biru tua kehitaman, ada sedikit corak putih, warnanya cukup terang.

Cocok digunakan untuk berbagai acara resmi atau santai. Ada juga motif Parang serta Bribil dengan berbagai corak menarik. Di mana harganya mulai dari Rp85 ribu sampai Rp2 juta, tergantung bahannya.

Kain Batik Kawung merupakan budaya bangsa yang harus dilestarikan, jangan sampai jatuh ke negara lain atau mendapatkan pengakuan dari mereka. Bentuknya memang sederhana tetapi, mempunyai banyak makna serta filosofi didalamnya.

Was this article helpful?
YesNo