Batik Tujuh Rupa adalah salah satu motif batik khas Pekalongan yang memiliki keunikan tersendiri. Ciri khas dari Batik Tujuh Rupa terletak pada penggunaan berbagai elemen desain yang beragam, namun tetap harmonis. Biasanya, motif ini menampilkan kombinasi pola geometris, floral, dan bentuk-bentuk alam lainnya yang terbagi menjadi tujuh bagian, melambangkan keragaman yang saling melengkapi. Warna yang digunakan dalam batik ini umumnya cerah, seperti merah, kuning, biru, dan hijau, yang menciptakan kesan dinamis dan ceria.
Sejarah Batik Tujuh Rupa berasal dari Pekalongan, yang sejak lama dikenal sebagai pusat batik dengan pengaruh budaya yang kaya. Batik ini berkembang pada masa perdagangan dan pengaruh budaya dari Tionghoa, Belanda, serta Jawa. Tujuh Rupa mencerminkan banyaknya pola dan corak yang digunakan, mencerminkan keragaman budaya yang ada di Pekalongan.
Filosofi Batik Tujuh Rupa adalah tentang keberagaman dan persatuan. Meskipun terdiri dari berbagai macam pola, semuanya saling melengkapi dan menciptakan kesatuan yang harmonis, menggambarkan kehidupan yang penuh warna dan saling menguatkan.
Batik Tujuh Rupa sering dipakai dalam acara formal, seperti pernikahan atau upacara adat, dan kini juga digunakan dalam busana modern seperti kebaya, gaun, dan kemeja, yang tetap mempertahankan nilai tradisionalnya.