Motif Batik Sidomukti berasal dari kata ‘sido’ yang artinya jadi, dan ‘mukti’ yang artinya makmur, sejahtera, berkecukupan, mulia. Kain ini biasa dikenakan oleh pasangan pengantin pada saat pernikahan.
Dimaknai mengandung harapan agar pasangan baru tersebut akan mengarungi kehidupan pernikahan bersama penuh kemakmuran, kesejahteraan, berkecukupan, serta mulia.
Motif Batik Sidomukti dari Berbagai Daerah dan Makna di Dalamnya
Di antara sekian banyak motif batik di Indonesia, salah satu yang terkenal adalah Batik Sidomukti. Ada tiga daerah yang terkenal dengan desain ini yaitu Magetan, Yogyakarta, dan Solo atau Surakarta. Motif Batik Sidomukti juga memiliki banyak ragam, serta beberapa memiliki ciri khas warna tertentu.
Batik Sidomukti Magetan
Kampung Batik Sidomukti Magetan terletak di kecamatan Plaosan. Batik yang unggul bernama batik Pring Sedapur atau batik Sidomukti Magetan. Maka tidak jarang dalam penyebutannya menggunakan istilah batik Pring Sedapur.
Motif batik Sidomukti Magetan memiliki ciri khas corak dan warna yang segar dengan perpaduan flora dan fauna Indonesia. Pemilihan pring atau bambu sebagai ikon sendiri memiliki filosofi khusus. Bambu merupakan tumbuhan yang erat dengan kearifan lokal dan tumbuh bergerombol yang menggambarkan manusia tidak bisa hidup sendiri.
Maka sangat penting dalam menjaga kerukunan dan kebersamaan dengan sesama manusia. Selain itu terselip pula makna keberanian ketika membahas bambu. Para pejuang menggunakan bambu sebagai senjata untuk melawan kekejaman para penjajah di jaman dahulu.
Batik Sidomukti Yogyakarta
Motif batik Sidomukti Jogja memiliki pola yang geometris, teratur, dengan kombinasi warna tegas bahkan dapat terkesan mencolok. Ciri lainnya yaitu sesuai dengan pakem, formal, dan sedikit kaku. Hal tersebut berkaitan dengan dengan filosofi keraton Yogyakarta yaitu anti kolonial.
Warna Yogyakarta biasanya coklat tua atau coklat kemerahan, biru tua, dan warna putih bersih. Semua warna tersebut dihasilkan dari bahan-bahan alami. Misalnya warna biru hitam atau biru tua yang berasal dari wedel atau daun indigofera.
Kulit dari pohon tinggi seperti pohon mahoni atau kulit buah rambutan dapat menghasilkan warna coklat. Coklat atau soga juga bisa menggunakan kombinasi kulit pohon tinggi, kulit pohon jambal, dan kayu tegeran.
Para pengrajin juga menggunakan berbagai bahan untuk menciptakan warna-warna lain. Misalnya saja kayu secang untuk menghasilkan warna merah dan bunga Srigading atau kayu Tegeran untuk warna kuning. Kulit buah Jalawe juga bisa digunakan untuk menghasilkan warna hitam, abu-abu, dan kuning kehijauan.
Batik Sidomukti Solo
Corak yang tradisional dengan lekukan yang simetris merupakan ciri dari batik Sidomukti Solo. Pembuatannya biasanya masih menggunakan aturan-aturan tertentu. Setiap motif memiliki filosofi tersendiri dan memiliki pengaruh dari budaya yang ada.
Motif batiknya sangat beragam namun sebagian besar memiliki kesan feminim. Kain ini memiliki warna coklat kemerahan, biru tua, dan putih gading atau krem. Untuk memberikan warna batik masih menggunakan bahan dari alam seperti dengan soga Jawa.
Dalam bahasa Jawa istilah sido memiliki arti menjadi atau terus menerus. Serta istilah mukti memiliki arti mulia dan sejahtera. Jadi arti dari sidomukti adalah senantiasa menjadi mulia dan sejahtera. Di dalam motif batik Sidomukti Solo memiliki harapan untuk mendapatkan kebahagiaan secara lahir dan batin.
Batik Sidomukti sendiri memiliki berbagai macam motif dengan makna tersendiri, di antaranya adalah berikut ini.
Sidomukti Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan hewan yang mengalami metamorfosis dari telur, kepompong hingga menjadi kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu menjadi gambar yang menggambarkan kebebasan dan kesempurnaan. Ada proses yang tidak mudah untuk mencapai kebahagiaan seperti halnya kehidupan kupu-kupu.
Sidomukti Meru
Meru merupakan sebutan untuk gunung, tanah, atau bumi yang dapat menggambarkan kemegahan dan keagungan. Makna sidomukti meru adalah harapan agar kehidupan rumah tangga menjadi bahagia dan cukup baik lahir maupun batinnya. Isen-isen atau titik-titik penghubung bisa berupa motif rambat atau kawung.
Sidomukti Singgasana atau Tahta
Singgasana menjadi gambaran kedudukan dan tahta yang tinggi. Motif Sidomukti singgasana dengan ornamen singgasana memiliki harapan bahwa pemakainya akan dihormati dan memiliki derajat tinggi. Seperti seorang raja yang mendapatkan kehormatan dari rakyat-rakyatnya.
Sidomukti Pring Sedapur
Motif Pring Sedapur yang menjadi ciri khas batik Magetan ini terinspirasi dari pohon bambu yang mengelilingi desa Sidomukti. Bambu yang tumbuh bergerombol menggambarkan kebersamaan.
Harapan dari motif ini adalah masyarakat yang mampu hidup berdampingan secara rukun dan damai.
Sidomukti Motif Simetris
Motif yang simetris merupakan motif klasik yang memiliki ciri khas isen-isen yang penuh di dalam kotak. Warnanya adalah coklat sogan yang juga merupakan warna tradisional dari batik.
Motif ini banyak dijumpai pada batik yang berasal dari Solo dan Yogyakarta.
Sidomukti Garuda
Sidomukti Garuda biasanya memadukan motif tumbuhan seperti bunga dan burung garuda. Bunga menggambarkan kecantikan dan sumber dari kehidupan, serta garuda melambangkan gagah dan wibawa.
Jadi ia dapat menggambarkan kewibawaan namun juga memberikan kesan keindahan.
Dengan banyaknya warna dan Motif Batik Sidomukti, maka menjadi pilihan untuk pakaian berbagai acara. Kreasi yang semakin bervariasi menjadikan batik bukan hanya untuk acara formal saja. Tidak hanya berupa pakaian, jaket, topi, tas, sabuk, dan lain-lain akan sangat bagus dengan motif batik.