Batik Parang adalah salah satu motif batik yang sangat terkenal di Indonesia, terutama di Jawa. Motif ini memiliki ciri khas berupa garis-garis diagonal yang melengkung dan terulang, membentuk pola seperti parang (pedang). Pola ini sering kali diulang secara vertikal dan horizontal, menciptakan kesan dinamis dan kuat. Warna yang digunakan umumnya berupa kombinasi warna gelap seperti cokelat, hitam, dan biru, dengan aksen warna emas atau putih untuk memberikan kesan mewah dan elegan.
Sejarah Batik Parang berakar dari tradisi kerajaan Jawa, terutama di keraton Yogyakarta dan Solo. Konon, motif ini hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan dan golongan bangsawan. Batik Parang melambangkan kekuatan, keagungan, dan keberanian, dengan bentuk parang yang menggambarkan semangat juang dan perjuangan.
Filosofi dari Batik Parang adalah tentang kesetiaan, keberanian, dan semangat hidup yang tidak pernah padam. Motif ini mengajarkan pentingnya ketekunan dan tekad dalam menghadapi segala tantangan.
Ada beberapa jenis Batik Parang, di antaranya Parang Rusak, Parang Barong, dan Parang Klithik. Setiap jenis memiliki perbedaan pola dan makna tertentu, namun semuanya tetap mengandung filosofi kekuatan dan keagungan.
Batik Parang sering digunakan dalam acara resmi, seperti pernikahan dan upacara adat, serta kini juga dipakai dalam busana modern, seperti kebaya, gaun, atau kemeja.