
Batik Fractal adalah inovasi yang menggabungkan seni membatik tradisional dengan teknologi digital. Alih-alih hanya mengandalkan motif turun-temurun, desainer Batik Fractal memanfaatkan algoritma komputer untuk menciptakan pola baru yang tetap berakar pada filosofi batik Indonesia. Hasilnya, motif terlihat lebih kompleks, modern, namun tetap menjaga roh budaya lokal.
Perbedaan utama Batik Fractal dengan batik biasa terletak pada proses kreatifnya. Batik konvensional lahir dari keterampilan tangan pengrajin dan inspirasi alam atau simbol budaya yang diwariskan. Sementara itu, Batik Fractal menggunakan software untuk menghasilkan pola berbasis matematika, lalu diterjemahkan menjadi desain kain yang bisa dibatik secara manual maupun dicetak. Teknologi ini membuka peluang kolaborasi antara seniman dan mesin, serta membantu UMKM batik memperluas pasar global.
Menurut saya, inovasi ini memicu perbincangan menarik: apakah kita sedang “menghidupkan ulang” batik agar relevan, atau justru menjauhkannya dari ruh tradisi? Di satu sisi, Batik Fractal membuat batik lebih mudah diterima generasi muda dan pasar internasional. Namun di sisi lain, ada tantangan untuk memastikan sentuhan manusia dan nilai budaya tetap terjaga, agar batik tidak hanya menjadi produk digital semata.
Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-8041062/cerita-founder-batik-fractal-kawinkan-teknologi-dengan-tradisi-membatik
https://news.detik.com/foto-news/d-8041133/jejak-budaya-lokal-dalam-lanskap-digital
https://nasional.sindonews.com/read/1597547/15/batik-fractal-pamerkan-hasil-karya-umkm-batik-sukabumi-di-osaka-expo-2025-1753423636/7
https://www.infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/845556/rumah-batik-fractal-lps-destinasi-wisata-batik-terbaru-di-sukabumi
https://umkm.kompas.com/read/2024/07/25/191552083/rumah-batik-fractal-fasilitasi-pemberdayaan-umkm-batik