
Pelopor utama motif batik buketan (dari kata Prancis bouquet, artinya rangkaian bunga) adalah para wanita Indo‑Eropa yang tinggal di Pekalongan akhir abad ke‑19, terutama Catherina Carolina van Oosterom dan Caroline Josephine van Franquemont, serta Eliza Charlotte van Zuylen yang banyak disebut sebagai inisiator utama. Mereka mendesain motif bunga realistis yang kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di kalangan kolonial Belanda dan masyarakat lokal.
📖 Kisah Awal dan Pengaruhnya
- Sekitar tahun 1840-an, motif buketan mulai diterapkan pada batik Belanda yang dibuat di Pekalongan. Pada mulanya belum menampilkan bentuk bunga seperti sekarang, tetapi melalui proses pengembangan oleh van Oosterom dan Van Franquemont, muncullah motif buket bunga dengan warna cerah dan detail artistik yang khas.
- Van Zuylen berperan besar dalam membentuk gaya pembuatan motif buketan secara komersial. Koleksinya sering diberi tanda tangan “T. Van Zuylen”. Ia membuka bengkel batik dan memperluas pemesanan dari kalangan elit Belanda hingga masyarakat lokal.
🌺 Proses Akulturasi Budaya
- Pengaruh Eropa (Belanda/Perancis): Motif bunga naturalistik ala Eropa menjadi pusat estetika baru di batik pesisir.
- Adaptasi lokal: Pembatik Pekalongan menggabungkan motif bunga Eropa dengan elemen tradisional seperti burung hong, kupu-kupu, kupu‑kupu, gringsing, galaran, blanggreng, dan isen‑isen untuk menciptakan identitas lokal yang khas.
- Pengaruh Cina: Beberapa pengusaha batik keturunan Tionghoa seperti Oey Soe Tjoen juga memproduksi batik buketan mulai tahun 1920-an, menambahkan motif burung hong dan ragam ornamen dari tradisi Tionghoa.
🧩 Mengapa Buketan Penting?
- Motif ini mewakili bentuk hibrida budaya antara Eropa dan Jawa pesisir, khususnya Pekalongan. Ia menjadi salah satu bentuk konsumsi budaya yang mempertemukan selera lokal dan asing.
- Buketan menjadikan batik lebih visual, segar, dan modern, berbeda dengan gaya batik keraton yang lebih simbolik dan geometris.
- Kini motif buketan sudah menjadi khas batik Pekalongan dan terus berkembang baik dalam batik tulis, cap, maupun printing, termasuk adaptasi ke dalam busana modern dan aksesori fesyen.
🧾 Ringkasan Tokoh dan Kontribusi
Nama | Peran |
---|---|
Catherina Carolina van Oosterom & Caroline Josephine van Franquemont | Pelopor awal aplikasi motif buketan dalam batik di Pekalongan sejak 1840-an |
Eliza Charlotte van Zuylen | Tokoh utama yang mempopulerkan buketan, membuka bengkel komersial, memadukan estetika Eropa dan lokal |
Pengusaha Tionghoa (Oey Soe Tjoen dkk.) | Satunya penerus buketan dengan sentuhan warna dan simbol Tionghoa segera berkembang sejak 1920-an |
Dengan demikian, motif batik buketan lahir dari kreativitas para pengrajin keturunan Eropa di Pekalongan pada abad ke‑19, yang kemudian mengalami adaptasi dan akulturasi budaya hingga menjadi identitas batik pesisir yang sangat khas dan dihargai hingga kini.