Batik Cuwiri adalah salah satu motif batik klasik dari Solo dan Yogyakarta yang memiliki makna mendalam. Ciri khas motif ini adalah pola kecil-kecil yang tersusun rapi, sering dipadukan dengan motif parang atau truntum. Biasanya, motif Cuwiri memiliki detail bentuk bunga, meru (gunung), atau titik-titik geometris. Warna yang digunakan cenderung lembut seperti sogan cokelat, putih, atau biru tua, khas batik tradisional Jawa.
Sejarah motif Cuwiri berkaitan erat dengan budaya keraton. Kata “Cuwiri” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “kecil namun bermakna penting”. Motif ini dahulu digunakan sebagai simbol kemuliaan dan keberkahan, serta biasanya dikenakan oleh orang-orang yang dianggap memiliki status khusus dalam masyarakat.
Secara filosofi, batik Cuwiri melambangkan kebijaksanaan, kematangan, dan harapan baik dalam kehidupan. Motif ini dipercaya membawa keberuntungan serta memberikan wibawa bagi pemakainya. Karena itulah, batik Cuwiri sering digunakan dalam upacara adat, seperti mitoni (tujuh bulan kehamilan), pernikahan, dan acara sakral lainnya.
Hingga kini, motif Cuwiri tetap lestari dan sering diaplikasikan dalam busana tradisional seperti kain jarik, kebaya, dan kemeja. Dengan desainnya yang sederhana namun anggun, batik Cuwiri juga mulai banyak dipakai dalam pakaian modern, menjadikannya pilihan tepat untuk acara formal maupun santai.