
Pernah nggak kepikiran, kain batik yang sering kita lihat di acara formal ternyata punya cerita ratusan tahun di balik motifnya?
Batik bukan cuma kain cantik dengan pola rumit, tapi juga warisan budaya yang sarat makna. Beberapa motif batik di Indonesia bahkan sudah berusia ratusan tahun dan lahir dari tradisi keraton. Yuk, kenalan dengan lima di antaranya.

Pertama ada motif Parang, dikenal sebagai salah satu yang tertua. Bentuknya mirip ombak yang tak pernah berhenti, melambangkan kekuatan dan konsistensi dalam hidup. Dulu, motif ini hanya boleh dipakai oleh raja dan keluarga kerajaan.

Lalu ada Kawung, motif lingkaran simetris seperti buah aren. Simbolnya sederhana: kesucian dan pengendalian diri. Motif ini sering dipakai pejabat keraton untuk mengingatkan pentingnya hidup lurus dan adil.

Berikutnya Truntum, diciptakan seorang permaisuri untuk menyimbolkan cinta yang tumbuh kembali. Sampai sekarang, motif ini sering dipakai di pernikahan Jawa, terutama oleh orang tua pengantin.

Kemudian Sido Mukti, yang punya makna harapan hidup penuh kebahagiaan dan kemuliaan. Nggak heran kalau banyak dipilih dalam upacara pernikahan juga.

Terakhir Ceplok, motif geometris berulang yang sederhana namun elegan. Filosofinya adalah keteraturan hidup dan harmoni.
Jadi, setiap kali kita pakai batik, sebenarnya kita juga sedang membawa sepotong sejarah dan filosofi leluhur. Keren banget, kan?